Jumat, 31 Mei 2013

MANUSIA DAN PENDERITAAN



MANUSIA DAN PENDERITAAN
Apakah diantara kita semua ada yang ingin merasakan penderitaan? Jawabannya mayoritas  pasti tidak ada seorang pun yang ingin merasakan penderitaan. Penderitaan adalah menangggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan, dan berakibat kepada lahir dan batin. Tidak ada manusia yang ingin mengalami penderitaan karena akan berakibat fatal. Manusia ingin hidup dengan penuh kedamaian, tentram, harmonis, bahagia, dan tanpa suatu masalah atau beban hidup apapun. Meskipun begitu, setiap manusia pasti pernah mengalami yang namanya penderitaan, baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Ini lah kehidupan, selalu ada saja problematika yang kita alami nyata sehari-hari, entah masalah kecil atau masalah agak rumit kompleksitasnya dan tidak pernah berjalan dengan baik sesuai harapan yang kita inginkan.
Penderitaan yang dialami manusia bermacam-macam kompleksitasnya. Contoh riilnya adalah penderitaan yang dialami oleh korban lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka sudah tidak memiliki tempat tinggal dan harta benda, karena telah terendam semua oleh luapan lumpur bercampur kandungan gas. Desa yang dulu didiami oleh ratusan jiwa penduduk, sekarang semuanya hilang  terendam ganasnya luapan lumpur. Betapa menderitanya dan sulitnya hidup mereka saat ini. Hidup di pengungsian dan menunggu uluran para dermawan, yang mereka punya saat ini hanyalah kebersamaan antar anggota keluarga dan tetangga.  Kita tak kan pernah tahu kapan penderitaan itu akan berakhir.

SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan jamani dan rohani. Karena siksaan, maka timbulah penderitaan. Pada kehidupan nyata, siksaan banyak terjadi pada para pahlawan devisa Negara yaitu Tenaga Kerja Kerja (TKI) yang bekerja di Malaysia. Banyak media cetak atau bahkan berita televisi yang menyajikan berita mengenai siksaan yang didapatkan oleh para TKI yang dilakukan oleh majikannya sendiri. Diantaranya pemerkosaan, penganiyaan, bahkan pembunuhan, sebagai contoh siksaan yang di dapat oleh para TKI, karena siksaan tersebut para TKI mengalami penderitaaan, baik lahir maupun batin. Bahkan siksaan tersebut sampai menyebabkan kematian. Sebenarnya alasan penyiksaan tersebut sepele, hanya karena para TKI bekerja tidak sesuai dengan apa yang diharapkan majikannya. Sungguh ironi mendengar hal tersebut, karena mereka merupakan pahlawan devisa Negara ini
3 siksaan bersifat psikis:
1. Kebimbangan
Keraguan, kebimbangan, itu lah yang sering dialami manusia selama hidup. Banyak sekali hal yang dibimbangkan oleh manusia, dari hal kecil hingga besar. Misalnya kebimbangan dalam memilih pasangan hidup. Banyak yang masih bimbang dengan pilihannya tersebut, karena mereka ingin pasangan hidup satu untuk selamanya. Karena mereka bimbang dan terus menerus bimbang, mereka bisa merasa dirinya tersiksa karena kebimbangan tersebut.
2. Kesepian
Kesepian merupakan suatu keadaan dimana seseorang merasa sepi, merasa dirinya hanya sendiri tanpa ada orang lain. Bahkan terkadang seseorang tersebut merasa kesepian di tempat yang ramai. Disebabkan karena dalam diri kita tidak mempunyai pedoman hidup.
3. Ketakutan
Ketakutan dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka disebut sebagai phobia. Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu hal atau fenomena. Phobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Phobia biasanya terjadi karena kejadian masa lalu sehingga menyebabkan pengidap phobia takut atau bahkan jika bisa menghindari hal atau fenomena tersebut. Banyak orang  bahkan ahli medis yang memperdebatkan penyebab dari phobia. Kebanyakan phobia disebabkan oleh shock emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu. Ada dua aliran tentang penyebab phobia. Para ahli jiwa mengatakan bahwa phobia merupakan gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya, ahli-ahli yang merawat tingkah laku mempercayai bahwa suatu phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Namun, kebanyak para ahli setuju bahwa ketegangan dan tekanan disebabkan oleh si penderita yang hidup dalam ketakutan secara terus menerus.

KEKALUTAN MENTAL
Kekalutan mental dapat dirumuskan sebagai suatu gangguan kejiwaan yang disebabkan ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi dan mengatasi persoalan dalam hidupnya. Gejala-gejala seseorang mengalami kekalutan mental:
1. Sering merasa pusing, sesak napas, nyeri pada dada dan nyeri pada lambung.
2. Pada kejiwaannya, sering merasa cemas, merasa takut, apatis (ketidakpedulian), cemburu, dan mudah marah.
Sebab-sebab terjadinya kekalutan mental:
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna, sehingga menyebabkan sesorang tersebut merasa rendah diri.
2. Terjadinya konflik sosial akibat norma yang berbeda satu sama lain, sehingga seseorang tersebut tidak dapat menyesuaikan diri.
3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan.
Proses kekalutan mental:
1. Positif: trauma yang dialami secara baik dan menjadikannya sebagai usaha untuk tetap bertahan hidup.
2.Negatif: trauma yang dialami diperlarutkan atau tidak ada usaha untuk bertahan atau untuk melawannya, hal tersebut akan menyebabkan seseorang menjadi frustasi. Bentuk frustasi:
  • Agresi : kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali.
  • Regresi : kembali ke pola reakasi anak-anak, misalnya berteriak jika menginginkan sesuatu
  • Fiksasi : pembatasan pada satu pola yang sama, misalnya membisu, membenturkan kepala ke benda keras.
  • Proyeksi: usaha melemparkan kelemahan sendiri ke orang lain.
  • Indentifikasi : menyamakan diri dengan orang yang sukses dalam imajinasinya.
  • Narsisme : mencintai diri sendiri secara berlebihan.
  • Autisme : gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, merasa  puas dengan fantasinya sendiri.
Penderitaan dan Perjuangan
Penderitaan dapat dikatakan sebagai kodrat manusia. Dalam hidupnya pasti manusia pernah atau bahkan sedang merasakan penderitaan. Cara membebaskan diri dari penderitaan adalah melakukan perjuangan untuk bebas dari penderitaan. Berjuan melawan penderitaan untuk meneruska kelangsungan hidup. Kita hidup tidak boleh pesimis. Kita harus yakin, optimis, bahwa kita bisa berjuang melawan penderitaan. Manusia memiliki akal pikiran, akal pikiran tersebut yang harus digunakan dalam perjuangan melawan penderitaan, mencari jalan untuk keluar dari penderitaan.

PENDERITAAN, MEDIA MASSA, DAN SENIMAN
Penderitaan yang terjadi di seluruh dunia merupakan salah satu objek sasaran media massa untuk membuat berita, kemudian akan sampai ke seluruh penjuru masyarakat termasuk para seniman yang kemudian akan mengapresiasikan rasa simpatinya melalui karya seni. Media massa merupakan alat yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman melalui karya seni, sehingga para pembaca atau penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Contohnya adalah film ‘Arie Hanggara’ dimana kisah penderitaan seorang anak yang akhirnya meninggal karena siksaan ayahnya. Film tersebut mendapat perhatian dari para penonton karena kisahnya yang begitu memilukan dan para penonton turut merasakan penderitaan yang dialami oleh Arie.
PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
1. Penderitaan timbul akibat perbuatan buruk manusia
Penderitaan dapat muncul karena ulah manusia itu sendiri. Penderitaan bisa terjadi di dalam hubungan antar manusia satu dengan manusia lainnya. Penderitaan bisa disebut juga sebagai nasib buruk. Jika tidak ingin bernasib buruk, maka kita sebagai manusia janganlah memulai untuk melakukan suatu hal yang nantinya akan mengakibatkan penderitaan. Contohnya, ketika seseorang mencuri sebuah sepeda motor dan kemudian tertangkap dan terbukti telah mencuri, maka korban pencurian pastinya akan segera melapor ke pihak yang berwajib, dan si tersangka otomatis akan terjerat hukuman kurungan di penjara dalam waktu tertentu. Hal tersebut tentu sangat merugikan si tersangka. Coba saja si tersangka tidak mencuri, ia bisa melakukan hal lain dalam konteks ini hal yang positif untuk mencari uang, seperti berjualan atau mengandalkan kemampuan yang dia miliki dan bisa menghasilkan sesuatu dan bisa dipasarkan dan menghasilkan keuntungan. Maka karena itu marilah intropeksi diri dan mawas diri dalam bersosialisasi
2. Penderitaan timbul karena penyakit, siksaan, atau azab Tuhan
Tidak semua penderitaan muncul akibat ulah manusia, namun penderitaan bisa muncul karena memang sudah menjadi jalan Tuhan. Namun Tuhan memberikan hal tersebut bukan tanpa tujuan, Tuhan ingin melihat kesabaran kita dan ketawakalan kita, karena hidup yang kita jalani ini adalah suatu ujian yang Tuhan berikan kepada kita dan tinggal bagaimana kita menjalaninya.  Contohnya adalah kekurangan pada seseorang yang terlahir dengan tidak sempurna
(bisu). Seseorang tersebut tentunya dapat menempuh pendidikan di sekolah luar biasa karena keterbatasan yang dimiliki. Namun itu semua harus dihadapi dengan ikhlas, sabar dan tawakal yang telah ditakdirkan kepada kita sebagai umat-Nya.
Beda cerita jika seseorang terkena azab/laknat dari Tuhan Yang Maha Esa. Itu disebabkan karena kesalahan sangat fatal atau kelewat batas normal yang sudah dilakukan oleh segilintir orang karena perbuatannya sendiri.
PENGARUH PENDERITAAN
Pengaruh penderitaan dapat berdampak secara positif dan negatif. Sikap positif yaitu kita menghadapi penderitaan dengan optimis dan intropeksi diri, dengan optimis  kita  bias dan percaya  mampu melewatinya. Kita memperjuangkan diri untuk bebas dari penderitaan. Kita berusaha melawan segala sesuatu yang bisa membawa penderitaan, karena melawan penderitaan berarti memperjuangkan kelangsungan hidup. Sikap negatif seperti kita menyesal, merasa kecewa, putus asa, bahkan ingin mengakhiri hidup. Hal tersebutlah yang membawa dampak negatif karena tidak memiliki motivasi dalam perjuangan hidup karena merasa tidak mampu menghadapinya padahal sebenarnya mampu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar