Pengertian Dari Keindahan
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia,
keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, bagus benar
atau elok. Kata benda Yunani klasik untuk "keindahan " adalah κάλλος,
kallos, dan kata sifat untuk "indah" itu καλός, kalos.
Kata bahasa Yunani Koine untuk indah itu ὡραῖος, hōraios, kata sifat
etimologis berasal dari kata ὥρα, hora, yang berarti "jam."
Dalam bahasa Yunani Koine, keindahan demikian dikaitkan dengan "berada di
jam (waktu) yang sepatutnya."
Dapat disimpulkan pengertian keindahan adalah sudut pandang dari
keadaan yang enak untuk dipandang karena cantik, bagus benar, elok atau
sempurna.
Perbedaan Antara Keindahan Sebagai Suatu Kualitas Abstrak Dan Sebagai
Sebuah Banda Tertentu Yang Indah
Menurut materinya orang harus membedakan antara keindahan
sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah banda tertentu yang indah. Keindahan bernilai abstrak karena tidak
bersifat tertutup, misalnya keindahan alam ini sangat beraneka ragam, unik dan
abstrak tidak terbatas oleh waktu dan ruang. Keindahan itu sangat luas mencakup
seluruh bidang kehidupan dimuka bumi ini, Berkualitas abstrak merupakan suatu
persepsi pecinta seni yang tiada batas dalam menuangkan pikiran kedalam sebuah
kanfas dan dapat menjadikan hasil lukisan itu sebuah banda tertentu yang indah.
Keindahan dunia ini sungguh banyak, mulai dari keindahan pantai, pegunungan,
lembah, pemandangan bawah laut dan masih banyak lagi. Semua keindahan itu harus
kita syukuri, pelihara, lindungi dan lestarikan agar dapat berkesinambungan bagi
generasi penerus dunia ini dikemudian
harinya dan menjadi sebuah banda tertentu yang indah.
Keindahan yang Seluas-Luasnya
Keindahan dalam arti luas merupakan pengertian
semula dari bangsa Yunani dulu didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato
misalnya menyebut tentang watak yang indah dan hukum yang indah, sedangkan
Aristoteles merumuskan keindahan sebagi sesuatu yang selain baik juga
menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang
indah. Orang Yunani dulu berbicara pula mengenai buah pikiran yang indah dan
adat kebiasaan yang indah, tapi bangsa Yunani juga mengenal pengertian keindahan dalam arti estetis
yang disebutnya ‘syimmetria’ untuk keindahan berdasarkan penglihatan (misalnya
pada karya pahat dan arsitektur) dan harmonia untuk keindahan berdasarkan
pendengaran (musik). Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi:
-
Keindahan Seni
-
Keindahan Alam
-
Keindahan Moral
-
Keindahan Intelektual
Disamping itu terdapat pula perbedaan menurut luasnya pengertian; yakni
a.
keindahan dalam arti luas
b.
keindahan dalam arti estetis murni
c.
keindahan dalam arti terbatas
dalam pengertiannya dengan penglihatan
a)
Keindahan Dalam Arti Luas
Ialah merupakan pengertian semula dari bangsa Yunani dulu yang
didalamnya tercakup pula kebaikan. Plato misalnya menyebut tentang watak yang
indah dan hukum yang indah, sedang Aristoteles merumuskan keindahan sebagai
sesuatu yang selain baik juga menyenangkan. Plotinus menulis tentang ilmu yang
indah, kebajikan yang indah. Orang Yunani dulu berbicara juga tentang buah
pikiran yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tapi bangsa Yunani juga
mengenal keindahan dalam arti estetis yang disebutnya “symetria” untuk
keindahan berdasarkan penglihatan dan harmonia untuk keindahan berdasarkan
pendengaran. Jadi pengertian keindahan seluas-luasnya meliputi : keindahan seni,
keindahan alam, keindahan moral dan keindahan intelektual
b)
Keindahan Menurut Estetis Murni
Ialah tentang menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya. (berdasarkan penglihatan,
harmoni dalam pendengaran).
c)
Keindahan Dalam Arti Sempit atau
Terbatas
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih
disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat -diserap dengan penglihatan,
yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai
keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada
pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan
yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengamat.
Keindahan dalam arti luas menurut para ahli, yaitu :
a.
Menurut The Liang Gie keindahan
adalah ide kebaikan
b.
Menurut Pluto watak yang indah dan
hukum yang indah. Selain itu Ia percaya bahwa ukuran kecantikan itu terstruktur
dan terkait dengan kecerdasan. Keindahan adalah kesimetrian dan kerapihan.
Plato juga percaya bahwa keindahan adalah elemen dasar dalam berbagai hal.
keindahan relatif hanya ada dalam perbandingan dengan hal-hal yang buruk. Plato
berpikir bahwa keberadaan keindahan ditentukan dari pertimbangan seluruh objek.
c.
Menurut Aristoteles (384-322 SM)
merumuskan bahwa keindahan adalah sesuatu yang baik dan menyenangkan. Ia juga
percaya bahwa tidak ada keindahan yang mutlak. Keindahan yang ada sebenarnya
didasarkan pada persepsi masing-masing individu. Sebagai istilah umum,
keindahan dirasakan orang-orang Yunani sebagai dipertukarkan suatu hal dengan
keunggulan, kesempurnaan, dan kepuasan.
d.
John Keats (31 Oktober 1795-23
Februari 1821) mengatakan, “Sesuatu yang indah adalah keriangan selama-lamanya.
Kemolekannya akan terus bertambah dan tidak akan pernah berlalu hingga sampai
pada ketiadaan” Dari sajak tersebut, Keats berusaha untuk menjabarkan bahwa
keindahan hanyalah sebuah konsep yang baru berkomunikasi setelah mempunyai
bentuk. Karena itulah Keats tidak berbicara langsung mengenai keindahan,
melainkan melalui sesuatu yang indah. Hal tersebut selaras dengan apa yang diungkapkan oleh Thomas Aquinos
(1225-1274), seorang filsuf dan teolog dari italia yang terkenal. Beliau
mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan jika dilihat.
e.
Socrates (470 SM – 399 SM), seorang
filsuf terkenal dari Athena, mengatakan bahwa seseorang akan merasakan
kenikmatan dari benda-benda yang indah secara intrinsik. Ia akan merasa senang
dalam bentuk geometris sederhana, satu warna, dan not balok.
f.
Menurut Plotinus, keindahan itu
digambarkan sebagai suatu pengalaman “kegembiraan atau keceriaan”. Ia percaya
bahwa keindahan tidak termasuk sesuatu yang simetri, namun, “keindahan adalah
sesuatu yang lebih irradiates simetri, daripada simetri itu sendiri.”
g.
Menurut Addison datang pada
permulaan abad 18 dengan pernyataan bahwa “Rasa ada, bukan untuk menyesuaikan
diri dengan seni, tapi justru keberadaan seni itu sendiri adalah untuk sebuah
rasa (taste).” Keindahan bukan lagi konsep utama dalam estetika. Sekarang sudah
ada faktor lain yang terlibat di dalamnya, pada dasarnya hal ini disebut
sebagai persepsi estetika.
h.
Alexander Nehamas menyatakan bahwa,
“Keindahan adalah gagasan filosofis yang paling didiskreditkan, sangat didiskreditkan
sehingga aku bahkan tidak bisa menemukan kata ini dalam indeks-indeks dari
sekian banyak buku filsafat seni, hingga aku harus berkonsultasi untuk
menemukan arti keindahan itu sendiri.” Keindahan yang Alexander maksudkan
cenderung lebih mengarah ke ciri-ciri masing-masing hal pada waktu yang sama
dan memerlukan perbandingan pada waktu yang sama pula.
i.
Menurut Leo Tolstoy pujangga
RusiaKeindahan adalah sesuatu yang mendatangkan rasa sedang bagi yang
melihatnya.
j.
Menurut Humo, pujangga inggris keindahan
adalah sesuatu yang mendatangkan rasa senang.
k.
Menurut Hamsterhuis, pujangga
belanda keindahan adalah sesuatu yang paling banyak mendatangkan rasa senang.
l.
Menurut Baumgarten, pujangga Jerman
Keindahan adalah susunan yang teratur dari bagian yang erat antara satu dengan
lainnya.
m.
Menurut shaftesbury, pujangga Jerman
keindahan adalah sesuatu yang memiliki proporsi yang harmonis.
n.
Menurut Emmanuel Kant Keindahan
adalah keserasian obyek dengan tujuannya.
o.
Menurut Herbet Read keindahan adalah
kesatuan dan hubungan-hubungan bentuk yang terdapat diantara
pencerapan-pencerapan indrawi manusia.
p.
Menurut Filsuf abad pertengahan
Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan
bilamana dilihat.
Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi keindahan
seni, keindahan alam, keindahan moral, keindahan intelektual
Dalam buku AN Essay on Man (1954),
Ems Cassirer mengatakan bahwa arti keindahan tidak bisa pemah selesai
diperdebatkan. Meskipun demikian, kita dapat menggunakan kata-kata penyair
romantik John Keats (1795-1821) sebagai pegangan. Dalam Endymion dia berkata :
A thing of
beuty is a joy forever
its
loveliness iscreases; it wil never pass into nothingness
Dia mengatakan bahwa sesuatu yang
indah adalah keriangan selama lamanya, kemolekannya bertambah dan tidak pemah
berlalu ke ketiadaan. Dalam sajak di atas, keatas mengambil bahannya
dari Endymion yang terdapat dalam mitologi Yunani kuno. Endymion dalam mitologi
itu sendiri memaparkan penjabaran dari
konsep keindahan pada jaman Yunani kuno. Menurut mitologi Yunani ini, Endymion
adalah seorang gembala yang oleh pars dewa diberi keindahan abadi. Dia selalu
muda, selamanya tidur, dan tidak pemah diganggu oleh siapapun. Menurut Keats,
orang yang mempunyai konsep keindahan hanya tertentu jumlahnya. Mereka
mempunyai negatif capability, yaitu kemampuan untuk selalu dalam keadaan
ragu-ragu, tidak menentu dan misterius tanpa mengganggu keseimbangan jiwa dan
tindakannya hanya pikiran dan hatinya yang selalu diliputi keresahan.
Nilai Estetik
Dalam teori umum tentang nilai, The Liang Gie
menjelaskan bahwa pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai
seperti halnya nilai moral, nilai ekonomis, nilai pendidikan, dan sebagainya.
Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian
keindahan disebut nilai estetik. Masalahnya sekarang ialah apakah nilai estetik
itu? Dalam bidang filsafat, istilah nilai seringkali dipakai sebagai suatu kata
benda abstrak yang berarti keberhargaan (worth) atau kebaikan (goodness). Dalam
dictionary of sociology and related sciences diberikan perumusan tentang nilai
yang lebih terinci lagi sebagai berikut :
“The believed capacity of any
object to satisfy a human desire. The quality of any object which causes it to
be on interest to an individual or a group”.
Artinya : Kemampuan yang dipercaya ada pada sesuatu benda untuk
memuaskan suatu keinginan manusia. Sifat dari sesuatu benda yang menyebabkan
menarik minat seseorang atau sesuatu golongan.
Menurut kamus itu selanjutnya nilai adalah
semata-mata suatu realita psikologis yang harus dibedakan secara tegas dari
kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu
sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapat pada sesuatu benda sampai
terbukti ketidakbenarannya.
Perbedaan Nilai Ekstrinsik dan Nilai Instrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik
dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya
(instrumental/contributory value), yakni nilai yang bersifat sebagai alat
atau membantu. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan,
atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda ini sendiri.
Contoh :
1. Puisi,
bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut
nilai ekstrinsik. Sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui
(alat benda) puisi itu disebut nilai instrinsik.
2. Tari,
tarian Damarwulan-minakjinggo suatu Larian yang halus dan kasar dengan segala
macam jenis pakaian dan gerak-geriknya. Tarian itu merupakan nilai ekstrinsik,
sedangkan pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan
kejahatan merupakan nilai instrinsik.
Pengertian
Tentang Kontemplasi Dan Ekstansi
Kontemplasi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah.
Ekstansi adalah
dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah. Apabila
kontemplasi dan ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kontemplasi
itu faktor pendorong untuk menciptakan keindahan, karena derajat
kontemplasi dan ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan
terhadap keindahan karya seni juga berbeda-beda. Mungkin orang yang satu
mengatakan karya seni itu indah, tetapi orang lain mengatakan karya seni itu
tidak/kurang indah, karena selera seni berlainan.
Renungan
Renungan adalah hasil dari
merenung. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
'renung' atau 'merenung' memunyai dua arti: memandang atau diam sambil
memikirkan sesuatu. Renungan
bermanfat bagi diri sendiri untuk intropeksi diri sendiri agar dapat mengetahui
kesalahan dan kekurangan dalam diri kita sendiri. Tujuanya agar kelak suatu
saat nanti menjadi pribadi yang lebih baik daripada sebelumnya dan berguna bagi
lingkungan sosial
Teori-Teori dalam Renungan
a.
Teori Pengungkapan
Dalil
dari teori ini ialah bahwa “Art is an expression of human feeling” (seni adalah
suatu pengungkapan dari perasaan manusia). Teori ini terutama bertalian dengan
apa yang dialami oleh seorang seniman ketika menciptakan suatu karya seni.
Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce
(1886-1952) dengan karyanya yang telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris
“Aesthetic as Science of Expression and General Linguistic”. Beliau antara lain
menyatakan bahwa “Art is expression of impressions” (Seni adalah pengungkapan
dari kesan-kesan) Expression adalah sama dengan intuition. Dan intuisi adalah
pengetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentang hal-hal
individuil yang menghasilkan gambaran angan-angan (images).
b. Teori
Metafisik
Teori
seni yang bercorak metafisis merupakan salah satu teori yang tertua, yakni
berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya untuk sebagian membahas estetik
filsafat, konsepsi keindahan dan teori seni. Mengenai sumber seni, Plato
mengemukakan suatu teori peniruan (imitation theory). Ini sesuai dengan
metafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide pada taraf yang tertinggi
sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah terdapat realita duniawi
ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi itu. Dan karya seni
yang dibuat manusia hanyalah merupakan mimemis (tiruan) dari realita kehidupan duniawi.
c. Teori
Psikologis
Teori-teori
metafisis dari para filsuf yang bergerak diatas taraf manusiawi dengan
konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi atau kehendak semesta umumnya tidak
memuaskan, karena terlampau abstrak dan spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam
abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut hubungan karya seni dan alam
pikiran penciptanya dengan mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya
berdasarkan psikoanalisa dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah
pemenuhan keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedangkan karya seninya itu merupakan bentuk
terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari keinginan-keinginan
itu.
Suatu teori lain
tentang sumber seni ialah teori permainan yang dikembangkan oleh Freedrick
Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer (1820-1903). Menurut Schiller, asal
mula seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play impulse) yang ada
dalam diri seseorang. Seni merupakan semacam permainan menyeimbangkan segenap
kemampuan mental manusia berhubungan dengan adanya kelebihan energi yang harus
dikeluarkan. Bagi Spencer, permainan itu berperanan untuk mencegah
kemampuan-kemampuan mental manusia menganggur dan kemudian menciut karena
disia-siakan. Seseorang yang semakin meningkat taraf kehidupannya tidak memakai
habis energinya untuk keperluan sehari-hari, kelebihan tenaga itu lalu
menciptakan kebutuhan dan kesempatan untuk melakukan rangkaian permainan yang
imaginatif dan kegiatan yang akhirnya menghasilkan karya seni. Teori permainan
tentang seni tidak sepenuhnya diterima oleh para ahli estetik. Keberatan pokok
yang dapat diajukan ialah bahwa permainan merupakan suatu kreasi, padahal seni
adalah kegiatan yang serius dan pada dasarnya kreatif.
Keserasian
Keserasian berasal dari
kata serasi dan dari kata dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai
benar. Berikut ini merupakan teori-teori dari keserasian yaitu:
a.
TEORI OBYEKTIF DAN
TEORI SUBYEKTIF
The
Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika menjelaskan, bahwa dalam mencipta
seni ada dua teori yakni teori obyektif dan teori subyektif. Salah satu
persoalan pokok dari teori keindahan adalah mengenai sifat dasar dari
keindahan. Apakah keindahan menampakan sesuatu yang ada pada benda indah atau
hanya terdapat dalam alarn pikiran orang yang mengamati benda tersebut. Dari
persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua kelompok teori yang terkenal sebagai
teori obyektif dan teori subyektif.
Pendukung
teori obyektif adalah Plato, Hegel dan Bernard Bocanquat, sedang pendukung
teori subyektif ialah Henry Home, Earlof Shaffesbury, dan Edmund Burke. Teori
obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau ciri-ciri yang mencipta nilai
estetik adalah sifat (kualitas) yang memang telah melekat pada bentuk indah
yang bersangkutan, terlepas dari orang yang mengamatinya. Pengamatan orang
hanyalah mengungkapkan sifat-sifat indah yang sudah ada pada sesuatu benda dan
sama sekali tidak berpengaruh untuk menghubungkan. Yang menjadi masalah ialah
ciri-ciri khusus manakah yang membuat sesuatu benda menjadi indah atau dianggap
bernilai estetik, salah satu jawaban yang telah diberikan selama berabad-abad
ialah perimbangan antara bagian-bagian dalam benda indah itu. Pendapat lain
menyatakan, bahwa nilai estetik itu tercipta dengan terpenuhinya asas-asas
tertentu mengenai bentuk pada sesuatu benda.
Teori
subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang menciptakan keindahan suatu benda
itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam din seseorang yang mengamati
sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata tergantung pada pencerapan dari si
pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa sesuatu benda mempunyai nilai estetik,
maka hal itu diartikan bahwa seseorang pengamat memperoleh sesuatu pengalaman
estetik sebagai tanggapan terhadap benda indah itu. Yang tergolong teori
subyektif ialah yang memandang keindahan dalam suatu hubungan di antara suatu
benda dengan alam pikiran seseorang yang mengamatinya seperti misalnya yang
berupa menyukai atau menikmati benda itu.
b. TEORI
PERIMBANGAN
Teori
obyektif memandang keindahan sebagai suatu kualitas dari benda-benda. Kualitas
bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda disebut indah telah dijawab oleh
bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan yang bertahan sejak abab 5 sebelum
Masehi sampai abab 17 di Eropa. Sebagai contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno
yang berupa banyak tiang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar