MANUSIA DAN PENDERITAAN
Apakah diantara kita semua ada yang ingin merasakan
penderitaan? Jawabannya mayoritas pasti
tidak ada seorang pun yang ingin merasakan penderitaan. Penderitaan adalah
menangggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan, dan berakibat
kepada lahir dan batin. Tidak ada manusia yang ingin mengalami penderitaan
karena akan berakibat fatal. Manusia ingin hidup dengan penuh kedamaian,
tentram, harmonis, bahagia, dan tanpa suatu masalah atau beban hidup apapun.
Meskipun begitu, setiap manusia pasti pernah mengalami yang namanya penderitaan,
baik dalam jangka pendek atau jangka panjang. Ini lah kehidupan, selalu ada
saja problematika yang kita alami nyata sehari-hari, entah masalah kecil atau
masalah agak rumit kompleksitasnya dan tidak pernah berjalan dengan baik sesuai
harapan yang kita inginkan.
Penderitaan yang dialami manusia bermacam-macam
kompleksitasnya. Contoh riilnya adalah penderitaan yang dialami oleh korban
lumpur Lapindo di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka sudah tidak memiliki
tempat tinggal dan harta benda, karena telah terendam semua oleh luapan lumpur
bercampur kandungan gas. Desa yang dulu didiami oleh ratusan jiwa penduduk,
sekarang semuanya hilang terendam
ganasnya luapan lumpur. Betapa menderitanya dan sulitnya hidup mereka saat ini.
Hidup di pengungsian dan menunggu uluran para dermawan, yang mereka punya saat
ini hanyalah kebersamaan antar anggota keluarga dan tetangga. Kita tak kan pernah tahu kapan penderitaan itu
akan berakhir.
SIKSAAN
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan jamani dan rohani.
Karena siksaan, maka timbulah penderitaan. Pada kehidupan nyata, siksaan banyak
terjadi pada para pahlawan devisa Negara yaitu Tenaga Kerja Kerja (TKI) yang
bekerja di Malaysia. Banyak media cetak atau bahkan berita televisi yang
menyajikan berita mengenai siksaan yang didapatkan oleh para TKI yang dilakukan
oleh majikannya sendiri. Diantaranya pemerkosaan, penganiyaan, bahkan pembunuhan,
sebagai contoh siksaan yang di dapat oleh para TKI, karena siksaan tersebut
para TKI mengalami penderitaaan, baik lahir maupun batin. Bahkan siksaan
tersebut sampai menyebabkan kematian. Sebenarnya alasan penyiksaan tersebut
sepele, hanya karena para TKI bekerja tidak sesuai dengan apa yang diharapkan
majikannya. Sungguh ironi mendengar hal tersebut, karena mereka merupakan
pahlawan devisa Negara ini
3
siksaan bersifat psikis:
1. Kebimbangan
Keraguan,
kebimbangan, itu lah yang sering dialami manusia selama hidup. Banyak sekali
hal yang dibimbangkan oleh manusia, dari hal kecil hingga besar. Misalnya
kebimbangan dalam memilih pasangan hidup. Banyak yang masih bimbang dengan
pilihannya tersebut, karena mereka ingin pasangan hidup satu untuk selamanya.
Karena mereka bimbang dan terus menerus bimbang, mereka bisa merasa dirinya
tersiksa karena kebimbangan tersebut.
2. Kesepian
Kesepian
merupakan suatu keadaan dimana seseorang merasa sepi, merasa dirinya hanya
sendiri tanpa ada orang lain. Bahkan terkadang seseorang tersebut merasa
kesepian di tempat yang ramai. Disebabkan karena dalam diri kita tidak
mempunyai pedoman hidup.
3. Ketakutan
Ketakutan dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan
batin. Bila rasa takut itu dibesar – besarkan tidak pada tempatnya, maka
disebut sebagai phobia. Phobia adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada
sesuatu hal atau fenomena. Phobia bisa dikatakan dapat menghambat kehidupan
orang yang mengidapnya. Phobia biasanya terjadi karena kejadian masa lalu
sehingga menyebabkan pengidap phobia takut atau bahkan jika bisa menghindari
hal atau fenomena tersebut. Banyak orang bahkan ahli medis yang
memperdebatkan penyebab dari phobia. Kebanyakan phobia disebabkan oleh shock
emosional atau suatu tekanan pada waktu tertentu. Ada dua aliran tentang
penyebab phobia. Para ahli jiwa mengatakan bahwa phobia merupakan gejala dari
suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan
sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya, ahli-ahli yang merawat tingkah laku
mempercayai bahwa suatu phobia adalah problemanya dan tidak perlu menemukan
sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Namun, kebanyak
para ahli setuju bahwa ketegangan dan tekanan disebabkan oleh si penderita yang
hidup dalam ketakutan secara terus menerus.
KEKALUTAN MENTAL
Kekalutan
mental dapat dirumuskan sebagai suatu gangguan kejiwaan yang disebabkan
ketidakmampuan seseorang dalam menghadapi dan mengatasi persoalan dalam
hidupnya. Gejala-gejala seseorang mengalami kekalutan mental:
1.
Sering merasa pusing, sesak napas, nyeri pada dada dan nyeri pada lambung.
2.
Pada kejiwaannya, sering merasa cemas, merasa takut, apatis (ketidakpedulian),
cemburu, dan mudah marah.
Sebab-sebab
terjadinya kekalutan mental:
1.
Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna,
sehingga menyebabkan sesorang tersebut merasa rendah diri.
2.
Terjadinya konflik sosial akibat norma yang berbeda satu sama lain, sehingga
seseorang tersebut tidak dapat menyesuaikan diri.
3.
Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan
terhadap kehidupan.
Proses
kekalutan mental:
1.
Positif: trauma yang dialami secara baik dan menjadikannya sebagai usaha untuk
tetap bertahan hidup.
2.Negatif:
trauma yang dialami diperlarutkan atau tidak ada usaha untuk bertahan atau
untuk melawannya, hal tersebut akan menyebabkan seseorang menjadi frustasi.
Bentuk frustasi:
- Agresi : kemarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali.
- Regresi : kembali ke pola reakasi anak-anak, misalnya berteriak jika menginginkan sesuatu
- Fiksasi : pembatasan pada satu pola yang sama, misalnya membisu, membenturkan kepala ke benda keras.
- Proyeksi: usaha melemparkan kelemahan sendiri ke orang lain.
- Indentifikasi : menyamakan diri dengan orang yang sukses dalam imajinasinya.
- Narsisme : mencintai diri sendiri secara berlebihan.
- Autisme : gejala menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, merasa puas dengan fantasinya sendiri.
Penderitaan dan Perjuangan
Penderitaan dapat dikatakan sebagai kodrat manusia. Dalam
hidupnya pasti manusia pernah atau bahkan sedang merasakan penderitaan. Cara
membebaskan diri dari penderitaan adalah melakukan perjuangan untuk bebas dari
penderitaan. Berjuan melawan penderitaan untuk meneruska kelangsungan hidup.
Kita hidup tidak boleh pesimis. Kita harus yakin, optimis, bahwa kita bisa
berjuang melawan penderitaan. Manusia memiliki akal pikiran, akal pikiran
tersebut yang harus digunakan dalam perjuangan melawan penderitaan, mencari
jalan untuk keluar dari penderitaan.
PENDERITAAN, MEDIA MASSA, DAN SENIMAN
Penderitaan yang terjadi di seluruh dunia merupakan salah
satu objek sasaran media massa untuk membuat berita, kemudian akan sampai ke
seluruh penjuru masyarakat termasuk para seniman yang kemudian akan
mengapresiasikan rasa simpatinya melalui karya seni. Media massa merupakan alat
yang paling tepat untuk mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan
manusia secara cepat kepada masyarakat. Dengan demikian masyarakat dapat segera
menilai untuk menentukan sikap antara sesama manusia terutama bagi yang merasa
simpati. Tetapi tidak kalah pentingnya komunikasi yang dilakukan para seniman
melalui karya seni, sehingga para pembaca atau penontonnya dapat menghayati
penderitaan sekaligus keindahan karya seni. Contohnya adalah film ‘Arie
Hanggara’ dimana kisah penderitaan seorang anak yang akhirnya meninggal karena
siksaan ayahnya. Film tersebut mendapat perhatian dari para penonton karena
kisahnya yang begitu memilukan dan para penonton turut merasakan penderitaan
yang dialami oleh Arie.
PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
1. Penderitaan timbul akibat perbuatan buruk manusia
Penderitaan dapat muncul karena ulah manusia itu sendiri.
Penderitaan bisa terjadi di dalam hubungan antar manusia satu dengan manusia
lainnya. Penderitaan bisa disebut juga sebagai nasib buruk. Jika tidak ingin
bernasib buruk, maka kita sebagai manusia janganlah memulai untuk melakukan
suatu hal yang nantinya akan mengakibatkan penderitaan. Contohnya, ketika
seseorang mencuri sebuah sepeda motor dan kemudian tertangkap dan terbukti
telah mencuri, maka korban pencurian pastinya akan segera melapor ke pihak yang
berwajib, dan si tersangka otomatis akan terjerat hukuman kurungan di penjara
dalam waktu tertentu. Hal tersebut tentu sangat merugikan si tersangka. Coba
saja si tersangka tidak mencuri, ia bisa melakukan hal lain dalam konteks ini
hal yang positif untuk mencari uang, seperti berjualan atau mengandalkan
kemampuan yang dia miliki dan bisa menghasilkan sesuatu dan bisa dipasarkan dan
menghasilkan keuntungan. Maka karena itu marilah intropeksi diri dan mawas diri
dalam bersosialisasi
2. Penderitaan timbul karena penyakit, siksaan, atau azab
Tuhan
Tidak semua penderitaan muncul akibat ulah manusia, namun
penderitaan bisa muncul karena memang sudah menjadi jalan Tuhan. Namun Tuhan
memberikan hal tersebut bukan tanpa tujuan, Tuhan ingin melihat kesabaran kita
dan ketawakalan kita, karena hidup yang kita jalani ini adalah suatu ujian yang
Tuhan berikan kepada kita dan tinggal bagaimana kita menjalaninya.
Contohnya adalah kekurangan pada seseorang yang terlahir dengan tidak sempurna
(bisu). Seseorang tersebut tentunya dapat menempuh pendidikan di sekolah luar biasa karena keterbatasan yang dimiliki. Namun itu semua harus dihadapi dengan ikhlas, sabar dan tawakal yang telah ditakdirkan kepada kita sebagai umat-Nya.
(bisu). Seseorang tersebut tentunya dapat menempuh pendidikan di sekolah luar biasa karena keterbatasan yang dimiliki. Namun itu semua harus dihadapi dengan ikhlas, sabar dan tawakal yang telah ditakdirkan kepada kita sebagai umat-Nya.
Beda
cerita jika seseorang terkena azab/laknat dari Tuhan Yang Maha Esa. Itu
disebabkan karena kesalahan sangat fatal atau kelewat batas normal yang sudah
dilakukan oleh segilintir orang karena perbuatannya sendiri.
PENGARUH PENDERITAAN
Pengaruh penderitaan dapat berdampak secara positif dan
negatif. Sikap positif yaitu kita menghadapi penderitaan dengan optimis dan
intropeksi diri, dengan optimis
kita bias dan percaya mampu melewatinya. Kita memperjuangkan diri
untuk bebas dari penderitaan. Kita berusaha melawan segala sesuatu yang bisa
membawa penderitaan, karena melawan penderitaan berarti memperjuangkan
kelangsungan hidup. Sikap negatif seperti kita menyesal, merasa kecewa, putus
asa, bahkan ingin mengakhiri hidup. Hal tersebutlah yang membawa dampak negatif
karena tidak memiliki motivasi dalam perjuangan hidup karena merasa tidak mampu
menghadapinya padahal sebenarnya mampu.